Rabu, 04 Desember 2013

TULISAN 9



KEBUDAYAAN DAERAH GUNUNGKIDUL
Upacara Cing-Cing Goling



Upacara Cing-Cing Goling dapat dikategorikan sebagai upacara selamatan  atau ungkapan rasa syukur. Perayaan ini rutin dilakukan setiap tahun di Dusun  Gedangan, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Pada  setiap perhelatannya, Upacara Cing-cing Goling mampu menjadi magnet yang  menarik perhatian masyarakat, baik yang berasal dari Kabupaten Gunungkidul  maupun dari luar daerah. Melihat potensi yang cukup besar tersebut, maka pada  tahun 2009 lalu, Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul berupaya untuk  mendata, mengkaji, dan mempromosikan Upacara Cing-cing Goling sebagai salah  satu paket wisata budaya andalan Kabupaten Gunungkidul.
   
Menurut keterangan dari beberapa kalangan, Upacara Cing-cing Goling  merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen masyarakat setempat dan  para pelarian dari Kerajaan Majapahit. Peristiwa pelarian orang-orang Kerajaan  Majapahit ditengarai terjadi ketika Kerajaan Majapahit berada di ambang  keruntuhan pada abad ke-15. Saat itu Kerajaan Majapahit diperintah oleh Raja  Brawijaya V. Para pelarian yang dipimpin oleh Wisang Sanjaya dan Yudopati ini,  menempuh perjalanan dari Jawa Timur hingga tiba di daerah yang kini dikenal  dengan nama Dusun Gedangan, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten  Gunungkidul.
   
Di daerah ini, Wisang Sanjaya, Yudopati, dan pelarian lainnya mencoba  membaur dengan penduduk sekitar yang tinggal lebih dulu. Penduduk setempat  menerima mereka karena sikap mereka yang dikenal ringan tangan dan mudah  bergaul. Ditambah lagi, penduduk setempat menganggap para pelarian ini telah  berjasa besar dalam membantu mengamankan daerah Gedangan dari serbuan para  penjahat yang kala itu sering datang dan mengincar hasil panen para penduduk.
   
Selain membantu mengusir para penjahat, pelarian dari Kerajaan  Majapahit ini juga berusaha memajukan pertanian dengan cara membuat bendungan  di Kali Dawe. Bersama dengan masyarakat setempat, para pelarian ini  bahu-membahu membuat bendungan agar sawah di sekitar daerah Gedangan tidak  kekurangan pasokan air. Usaha ini membuahkan hasil, sawah-sawah milik para  penduduk Gedangan tidak pernah mengalami kekeringan (kekurangan pasokan air).
   
Bendungan yang dibangun atas usaha bersama antara pelarian dari  Kerajaan Majapahit dengan penduduk sekitar tersebut diberi nama Bendungan Kali  Dawe (Bendungan Kedung Dawang). Pada masa penjajahan Belanda, bendungan ini  sempat dibangun ulang. Hingga kini, bendungan ini masih berfungsi sebagai pemasok  air untuk irigasi lahan pertanian daerah Gedangan.
   
Ketika Bendungan Dawe selesai dibuat dan berfungsi untuk mengairi  sawah serta tiba masa panen, para pelarian dari Kerajaan Majapahit dan penduduk  setempat menggelar upacara selamatan sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang  mereka peroleh sekaligus meminta berkah untuk panen di masa yang akan datang.  Upacara selamatan inilah yang kini dikenal dengan nama Upacara Cing-cing  Goling.
   
Upacara Cing-cing Goling merupakan upacara adat sebagai ritual  penghormatan terhadap roh leluhur ataupun roh pelindung masyarakat di Dusun  Gedangan, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo. Perhelatan ini jatuh pada  pascapanen ke-2, yaitu sekitar bulan Mei, Juni, dan Juli dan berlangsung  menurut hari dalam pasaran Jawa, yaitu hari Senin Wage atau Kamis Kliwon.  Upacara Cing-cing Goling dilaksanakan di Bendungan Dawe (Bendungan Kedung  Dawang). Di tengah upacara biasanya disajikan pertunjukan tari yang bernama  Tari Cing-cing Goling.   
Upacara Cing-cing Goling merupakan perpaduan dua unsur yang sebenarnya  cukup berbeda, yaitu unsur Hindu yang dibawa oleh pelarian dari Kerajaan  Majapahit dan unsur kejawen dari penduduk yang mendiami wilayah yang kini  dikenal dengan nama Dusun Gedangan. Meski berbeda, kedua unsur ini ternyata bisa  berpadu dengan apik yang dibuktikan dengan perayaan selamatan bersama yang  terwujud lewat Upacara Cing-cing Goling. Para  pelarian yang bisa membaur dan penduduk setempat yang mau menerima orang-orang  asing menandakan bahwa kebudayaan lokal mempunyai kearifan tersendiri dan tidak  antipati terhadap masuknya budaya pendatang.
   
Upacara Cing-cing Goling merupakan upacara selamatan yang berskala  besar untuk ukuran sebuah perayaan adat. Setiap digelar, upacara ini  menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Keperluan untuk upacara tersebut  misalnya pembuatan tempat upacara, pembelian ratusan ayam (kadang mencapai 800  ekor) untuk keperluan upacara, pembelian berbagai sesaji, pementasan berbagai  kesenian adat berupa cerita rakyat dalam bentuk fragmen yang berkisah tentang  cerita pelarian orang-orang dari Kerajaan Majapahit (pada salah satu adegan terlihat  puluhan orang berlarian menginjak-injak tanaman pertanian yang terdapat di  sekitar bendungan. Berdasarkan kepercayaan masyarakat, tanaman yang  diinjak-injak saat berlangsung Upacara Cing-cing Goling itu akan bertambah  subur), dan pementasan Tari Cing-cing Goling.
   
Ada hal yang menarik dari ritual persembahan ayam, yaitu kemasan yang terbuat dari janur atau daun kelapa untuk wadah ayam  tersebut. Kemasan dari janur ini kini sudah sangat langka ditemukan dalam  kehidupan sehari-hari masyarakat di Gunungkidul.
   
Meskipun memerlukan biaya yang tak sedikit, tetapi Upacara Cing-Cing  Goling tetap dihelat setiap tahunnya. Masyarakat Gedangan menganggap upacara yang  telah bertahan selama berabad-abad ini sebagai bagian dari adat dan harus  dilestarikan.     
Perayaan Upacara Cing-cing Goling digelar di Dusun Gedangan, Desa  Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul atau 8 km di sebelah  timur dari Kota Wonosari.   
Pengunjung yang akan singgah ke lokasi perhelatan Upacara Cing-cing  Goling bisa menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua (2) maupun empat (4).  Selain itu, pengunjung juga bisa memanfaatkan fasilitas angkutan umum dengan naik  bus jurusan Yogyakarta-Wonosari dari Terminal Bus Giwangan, Yogyakarta  dan turun di Terminal Wonosari. Setelah itu, pengunjung bisa naik angkutan  berbentuk colt berwarna hijau dengan tujuan Kecamatan Karangmojo. Selain  itu, pengunjung yang bermaksud akan menyaksikan perhelatan kebudayaan Upacara  Cing-cing Goling bisa menggali informasi dengan menghubungi Dinas Pariwisata  Kabupaten Gunungkidul melalui no. telpon (0274) 391031.   
Dalam perhelatan Upacara Cing-cing Goling sering ditampilkan berbagai  kesenian rakyat, seperti Tari Cing-cing Goling yang menjadi nilai tambah  tersendiri bagi perayaan upacara ini. Selain itu, sering juga ditampilkan  cerita rakyat dalam bentuk fragmen yang berkisah tentang cerita pelarian  orang-orang dari Kerajaan Majapahit yang akhirnya sampai di Gedangan dan  membantu penduduk sekitar dalam mengusir penjahat dan membuat bendungan,  sehingga kesulitan air yang selama ini dirasakan oleh penduduk Gedangan telah  tuntas diselesaikan. Penampilan beberapa kesenian tradisional ini dapat  memberikan informasi menjadi masukan (hapus) bagi pengunjung untuk mengenal  lebih jauh kesenian khas dari Gunungkidul.
   
Selain mendapatkan pengetahuan tentang kesenian khas Gunungkidul,  pengunjung yang menyaksikan secara langsung di sekitar Bendungan Dawe juga  mendapatkan makan. Makanan berasal dari ayam dan lauk pauk yang dipakai dalam  ritual Upacara Cing-cing Goling. Setelah pembacaan doa oleh pemangku adat untuk  keselamatan seluruh penduduk dan kesejahteraan para petani, ratusan ayam  (biasanya berbentuk ingkung), lauk pauk, dan nasi dibagikan kepada para  pengunjung dan masyarakat sekitar yang tinggal di dekat Bendungan Dawe.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar