Manfaat
Puasa bagi Kesehatan
Bulan
Ramadhan merupakan bulan mulia yang dinantikan oleh setiap orang yang beriman.
Semua umat muslim yang sehat dan sudah akil baligh pada dasarnya diwajibkan
untuk berpuasa selama sebulan penuh.
Sebagai orang yang beriman, tentu kita harus yakin
bahwa tidak ada satu pun perintah yang Allah wajibkan kepada kita kecuali untuk
kebaikan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Dan tidaklah kita menjalankan
suatu syariat, melainkan hanya dengan harapan meraih ridha dan cinta-Nya
semata, bukan untuk meraih sebagian hikmah duniawi yang kita temukan
didalamnya. Hikmah yang kita dapatkan adalah salah satu bentuk kasih sayang
Allah kepada hamba-Nya yang beriman, yang patut kita syukuri.
Puasa Ramadhan merupakan rukun keempat dalam Islam. Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat tiada
sembahan yang hak selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi haji ke Baitul Haram.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pada hakikatnya, banyak sekali hikmah dan manfaat yang Allah
limpahkan kepada kita di bulan Ramadhan. Manfaat–manfaat ini bersifat
biopsikososial, yaitu sehat jasmani, rohani, dan sosial. Dari sekian banyak
maslahat tersebut, salah satu diantaranya adalah manfaat bagi jasmani atau
kesehatan.
Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan
harta benda. Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk
beristirahat. Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang
berlebihan. Di sisi lain, kelebihan gizi dapat mengakibatkan kegemukan yang
dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti peningkatan kolesterol dan
trigliserida, penyakit jantung koroner, kencing manis (diabetes mellitus-DM),
dan lain-lain.
Ditinjau dari sudut pandang kesehatan, banyak manfaat yang
akan diperoleh seseorang ketika menjalankan puasa. Bahkan, banyak hasil laporan
penelitian baik di bidang ilmu kedokteran dan gizi kesehatan yang menunjukkan
kebenaran adanya manfaat puasa bagi kesehatan. Artikel ini akan menggambarkan
beberapa manfaat puasa bagi kesehatan, meskipun belum semua manfaat puasa dapat
diketahui, karena penelitian terus menerus dilakukan oleh banyak ahli, baik
para peneliti muslim maupun non muslim. Di antara manfaat yang Allah Subhanahu
wa Ta’ala berikan melalui ibadah puasa tersebut ialah:
1. Puasa Mengatur Kadar Gula Darah Khususnya pada Penderita DM
Puasa sangat bagus dalam menurunkan kadar gula dalam darah
hingga mencapai kadar seimbang. Berdasarkan hal ini, puasa sesungguhnya memberikan
kesempatan kepada kelenjar pankreas untuk beristirahat, sehingga kerja pankreas
mengeluarkan insulin yang menetralkan gula menjadi zat tepung dan lemak pun
menjadi ringan. Apabila makanan yang dimakan merangsang produksi insulin yang
berlebihan, dengan kekuasaan Allah, maka pankreas akan mengalami tekanan dan
melemah. Pada tahap berikutnya, pankreas tidak bisa menjalankan fungsinya,
akibatnya kadar gula darah akan merambat naik, sehingga akhirnya muncul
penyakit diabetes.
2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Berpuasa ternyata juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Mekanismenya antara lain adalah pengurangan konsumsi kalori akan membuat
berkurangnya laju metabolisme energi. Buktinya, suhu tubuh orang berpuasa akan
menurun, dan itu menunjukkan adanya pengurangan konsumsi oksigen. Puasa juga
akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas
oksigen).
Dilaporkan, sekitar 3% dari oksigen yang digunakan sel akan
menghasilkan radikal bebas oksigen, dan itu akan menambah tumpukan oksigen
racun, seperti anion superoksida (O2-) dan hidrogen peroksida (H2O2),
yang secara alamiah terjadi dalam tubuh. Kelebihan radikal bebas oksigen itu
akan mengurangi aktivitas kerja enzim, sehingga menyebabkan terjadinya mutasi
dan kerusakan dinding sel, dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa pada saat puasa akan
terjadi peningkatan limfosit (sel darah putih yang berperan dalam pertahanan
tubuh ) hingga sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak
berubah, ternyata sel T (salah satu jenis limfosit) mengalami kenaikan pesat.
Lebih jauh lagi, terjadi pula perubahan aksidental lipoprotein yang
berkepadatan rendah (LDL, biasa dikenal sebagai “lemak jahat”), tanpa diikuti
penambahan HDL (High-density lipoprotein, dikenal sebagai “lemak baik”). LDL
merupakan model lipoprotein yang memberikan pengaruh stimulasi bagi respon
imunitas tubuh.
3. Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah isu yang paling banyak diangkat dalam
pembahasan manfaat berpuasa. Detoksifikasi adalah proses normal tubuh untuk
mengeliminasi atau memurnikan racun melalui hati, usus besar, ginjal, paru-
paru, kelenjar limpa, dan kulit. Proses ini dipercepat dengan berpuasa, karena
ketika makanan tidak lagi memasuki tubuh, maka tubuh akan mengubah simpanan
lemak menjadi energi.
Nilai lemak pada manusia adalah 3.500 kalori per pon. Suatu
nilai yang cukup untuk memberikan energi bagi aktivitas sehari-hari. Simpanan
lemak terjadi karena adanya kelebihan glukosa dan karbohidrat yang tidak
digunakan sebagai sumber energi dan untuk pertumbuhan. Kelebihan glukosa dan
karbohidrat ini disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak dan tidak dibuang. Saat
simpanan lemak digunakan untuk energi selama berpuasa, proses ini melepaskan
zat kimia yang berasal dari asam lemak ke dalam sistem pencernaan, yang
kemudian dieleminasi melalui organ-organ pembuangan.
Manfaat puasa berikutnya adalah membantu proses penyembuhan,
yang dimulai dalam tubuh selama berpuasa. Selama berpuasa, energi dialihkan
dari sistem pencernaan, karena energi tidak dibutuhkan untuk aktivitas
pencernaan. Energi akan digunakan untuk metabolisme dan sistem kekebalan tubuh.
Proses penyembuhan selama berpuasa dipercepat dengan pencarian sumber energi
baru dalam tubuh.
4. Mencegah Stroke
Manfaat puasa, menurut beberapa hasil penelitian ilmiah,
antara lain dapat mengurangi risiko stroke. Puasa juga dapat memperbaiki
kolesterol darah. Kadar kolesterol darah yang tinggi dalam jangka panjang akan
menyumbat saluran pembuluh darah dalam bentuk aterosklerosis (pengapuran atau
pengerasan pembuluh darah). Bila aterosklerosis terjadi di otak, biqadarillah
(dengan takdir Allah), hal ini akan berujung pada stroke. Dan bila terjadi di
daerah jantung, aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa puasa dapat
meningkatkan kolesterol darah HDL 25 titik dan menurunkan lemak trigliserol
sekitar 20 titik. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol LDL
yang dapat mengganggu kesehatan.
Selain itu, keadaan psikologis yang tenang, teduh, dan tidak
dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat
seseorang marah, ditubuhnya akan terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar
20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan
pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan
darah arterial, dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung.
Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol LDL. Berbagai
hal tersebut ternyata dapat meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah,
jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke, dan lainnya. Subhanallah.
5. Puasa Menurunkan Faktor Risiko Terkena Penyakit Kardiovaskular (Jantung dan Pembuluh darah)
Saat berpuasa, di dalam tubuh ternyata terjadi peningkatan
HDL dan apoprotein alfa-1, serta penurunan LDL. Hal ini bifadhlillah
(dengan keutamaan Allah) sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh
darah. Beberapa penelitian “chronobiological” menunjukkan bahwa puasa
Ramadhan berpengaruh terhadap penurunan distribusi ritme sirkardian
dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin, dan glikemia.
Berbagai perubahan yang meskipun tampak ringan tersebut
ternyata berperanan juga bagi peningkatan kesehatan manusia. Selain itu, puasa
dapat menurunkan faktor risiko peningkatan terjadinya aterosklerosis
yang dapat menyebabkan iskemia/penyumbatan pembuluh darah dan
berakibat infark jantung, stroke, dan penyakit penyumbatan pembuluh darah
tungkai bawah.
Hasil penelitian oleh Abdul Mughni (2005),
menunjukkan bahwa puasa Ramadhan selama 29 hari dapat mengurangi faktor risiko
aterosklerosis, yakni dengan menurunkan berat badan dan kadar trigliserida. Hal
ini dikuatkan penelitian oleh Hari Basuki (2005), yang menyatakan bahwa puasa
selama bulan Ramadhan dapat menurunkan risiko kardiovaskuler melalui penurunan
rasio lingkar pinggang dan pinggul.
6. Memacu Fungsi dan Kerja Sel Darah Merah
Penghentian konsumsi air selama puasa ternyata sangat efektif
meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis
urin hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan
tertentu, hal ini akan memberi perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan
air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini
berakibat memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh darah dan menambah
prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah.
7. Membangun Sel Baru dan Membersihkan Sel Lemak yang Menggumpal di dalam Hati
Jumlah sel yang mati di dalam tubuh dapat mencapai 125 juta
per detik, namun yang lahir dan meremaja lebih banyak lagi. Saat puasa, terjadi
perubahan dan konversi yang massif dalam asam amino yang terakumulasi dari
makanan. Sebelum didistribusikan, di dalam tubuh terjadi mekanisme format
ulang, sehingga memberikan kesempatan bagi tunas baru sel untuk memperbaiki dan
merestorasi fungsi dan kinerjanya.
Pola makan saat puasa dapat menyuplai asam lemak dan asam
amino penting saat makan sahur dan berbuka, sehingga terbentuk tunas-tunas protein,
lemak, fosfat, kolesterol, dan lainnya untuk membangun sel baru dan
membersihkan sel lemak yang menggumpal di dalam hati.
8. Mencegah Tumor
Puasa juga berfungsi sebagai ”dokter bedah” yang
menghilangkan sel-sel yang rusak dan lemah di dalam tubuh. Rasa lapar orang
yang berpuasa bisa menggerakkan organ-organ internal tubuh untuk menghancurkan
atau memakan sel-sel yang rusak atau lemah tadi untuk menutupi rasa lapar. Hal
itu merupakan saat yang bagus bagi badan untuk mengganti sel- sel yang lemah
tadi dengan sel- sel baru, sehingga bisa kembali berfungsi dan beraktivitas.
Puasa juga berfungsi menjaga badan dari berbagai kelebihan
zat-zat yang berbahaya, seperti kelebihan kalsium, kelebihan daging, dan
kelebihan lemak. Puasa dapat pula mencegah terjadinya tumor pada awal-awal
pembentukannya. Pertumbuhan sesuatu yang tidak normal dalam tubuh, seperti
tumor dan sejenisnya, yang tidak mendapat dukungan penuh suplai makanan dalam
tubuh lebih rentan terhadap autolysis (hancur). Selain itu, produksi protein untuk
penggantian sel-sel yang rusak (sintesis protein) menjadi lebih efisien, karena
kesalahan yang lebih sedikit dilakukan oleh kontrol genetik DNA/RNA, yang
berperan dalam proses ini.
Efisiensi yang lebih baik dalam sintesa protein menghasilkan
sel, organ, dan jaringan yang lebih sehat. Itulah mengapa hewan berhenti makan
ketika mereka terluka, dan mengapa manusia kehilangan rasa lapar ketika sakit
influenza. Kelaparan terbukti tidak terjadi pada orang yang mengalami gastritis,
tonsilitis, dan demam. Sebab, saat berpuasa, orang secara tidak sadar
mengalihkan energi dari sistem pencernaan ke sistem kekebalan.
Demikianlah gambaran dari beberapa hasil penelitian medis
modern yang mengungkapkan manfaat puasa bagi kesehatan. Meskipun demikian,
tidak berarti bahwa manfaat puasa terbatas hanya seperti penjelasan di atas.
Namun, masih terdapat segudang penelitian yang terus dilakukan oleh banyak ahli
baik muslim dan non muslim untuk menggali manfaat-manfaat lainnya.
Pada akhirnya, banyak hasil laporan penelitian modern yang
mendukung kebenaran manfaat dan hikmah dari perintah berpuasa tersebut,
sehingga tiada keraguan sedikitpun bagi kita umat muslim bahwa Allah tidak akan
memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali pasti syariat-Nya itu penuh
dengan maslahat duniawi maupun ukhrawi, dan jauh dari kesia-siaan belaka.
Referensi :
http://majalahmuslimsehat.com/manfaat-puasa-bagi-kesehatan/
http://majalahmuslimsehat.com/manfaat-puasa-bagi-kesehatan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar