Selasa, 10 Desember 2013

TULISAN 12



TULISAN MOTIVASI 1



WAJAH KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN

Bila orang lain berhasil, maka akui keberhasilan mereka. Hargai dan hormati apa yang mereka capai. Nyatakan itu setulus hati. Terimalah bahwa keberhasilan mereka adalah keberhasilan mereka. Iri hati, kecewa, dengki, biasanya mudah mengiringi hati mereka yang merasa lebih berhak mendapatkan keberhasilan itu. Meski anda tidak berhasil meraihnya, namun temukan keberhasilan yang lebih besar dalam diri anda, yaitu kebesaran jiwa anda untuk mengucapkan selamat atas keberhasilan mereka.
Keberhasilan selalu menunjukkan banyak wajah. Sayangnya seringkali kita menyebutnya dengan nama-nama yang melemahkan diri sendiri, semisal: kekalahan, kegagalan atau kekeliruan. Kegagalan pun bisa menunjukkan banyak wajah. Sayangnya seringkali kita menyebutnya dengan nama-nama yang mengilusikan kebanggaan diri, misal kemenangan, keunggulan atau kebenaran. Karenanya, mungkin lebih baik bila hidup ini tak diukur dengan kemenangan dan kekalahan, keberhasilan dan kegagalan.


TEMUKAN CINTA ANDA

Bila anda tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menggembirakan. Bila anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja anda, maka cintailah suasana dan gedung kantor anda. Ini mendorong anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi. Bila toh anda juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ke tempat kerja anda. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga. Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai apa pun yang bisa anda cintai dari kerja anda: tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau gumpalan awan dari balik jendela. Apa saja.
Bila anda tak menemukan yang bisa anda cintai dari pekerjaan anda, maka mengapa anda ada di situ? Tak ada alasan bagi anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang anda cintai, lalu bekerjalah di sana. Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus.


JANGAN TAKUT BERSAING

Apakah persaingan bisnis itu? Sepuluh pedagang rambutan berderet-deret di tepi jalan menjajakan buah yang sama. Sepanjang hari mereka sama-sama berpanas-panas di sana. Setiap malam mereka pun berdesak-desak meringkuk di pondokan yang sama. Mereka bisa saling berkumpul tanpa terlalu menghiraukan apa itu persaingan bisnis. Cukuplah bagi mereka jika bisa membawa pulang beberapa lembar keuntungan di usai musim rambutan. Bahkan mereka berasal dari desa yang sama dan datang ke kota ini untuk mencari sejumput pencaharian.
Namun ketika usaha semakin membesar, harapan akan laba membukit, dan ketakutan akan rugi menggunung. Di saat itu dikenallah sebuah permainan: kipas bara persaingan. Maka kebersamaan pun hangus. Ternyata bukan karena kecil kita takut, karena mempertahankan kebesaranlah yang membuat kita gentar. Lebih buruk lagi, bila karena takut kita jadi licik dan picik. Mari jaga semangat bersaing – bersaing dalam kebersamaan.


SERANGAN JANTUNG ROHANI
oleh: Anthony de Mello

Paman Tom mengidap penyakit jantung. Dokter telah memperingatkannya agar berhati-hati. Ketika sanak keluarganya mendengar bahwa paman Tom mendapat warisan sebesar satu milyar Dollar dari salah seorang saudaranya yang meninggal, mereka takut menyampaikan berita ini padanya. Jangan-jangan ia malah terkena serangan jantung. Mereka memutuskan untuk meminta tolong pastor setempat untuk menyampaikan hal ini pada paman Tom. Pastor menyetujui permintaan itu dan menemui paman Tom. “Begini, Tom”, kata pastor itu dengan lembut pada penderita penyakit jantung itu. “Seandainya Tuhan bermurah hati menghadiahi uang sebanyak satu milyar Dollar padamu, kau apakan uang sebanyak itu?” Paman Tom berpikir sejenak, lalu tanpa ragu ia berkata, “Setengahnya akan aku serahkan pada gereja anda!”. Ketika mendengar perkataan paman Tom, pastor itu terbelalak terkena serangan jantung dan langsung meninggal.
Smiley…! Itulah yang kita dapat jika kita meletakkan kegembiraan “ego” kita di atas kegembiraan orang banyak. Kecemasan maupun kegembiraan “ego” kita takkan mempermegah kekuatan orang banyak.


BERIKAN TAMBAHAN KETEKUNAN

Seorang pemecah batu mengayunkan pukulannya yang keseratus kali. Namun batu itu belum jua pecah. Seolah tak mungkin bisa dipecahkan bahkan bila ia tambahkan lagi beberapa pukulan bertubi-tubi. Kini bolehlah ia berhenti sejenak untuk mempertimbangkan, apakah tidak sebaiknya ia mencari batu lain yang lebih lunak? Konsekuensinya ia harus memulai dari pukulan pertama. Selain itu, ia pun tak tahu pada pukulan ke berapa ia bisa memecahkan batu lain itu. Pilihan kedua, ia coba satu pukulan lagi yang lebih keras, lebih berkeringat, barangkali ia bisa memecahkannya pada pukulan yang ke seratus satu.
Keberhasilan anda sekarang bukan karena satu pukulan kuat yang baru saja anda layangkan. Namun, seratus pukulan kecil yang terus-menerus anda hujamkan sebelum ini. Ketekunan bukan saja mencerminkan keyakinan dan harapan, namun juga ibu dari produktivitas kerja. Itulah kesenangan yang diberikan oleh alam pada kita kita tak tahu pada langkah ke berapa keberhasilan akhirnya kita jumpai.


BERSEDIALAH UNTUK MEMBANTU

Anda bermaksud membeli sesuatu. Toko yang anda masuki ternyata penuh ramai. Apa yang anda cari terlebih dahulu? Ya!, anda akan mencari seorang pelayan toko yang bersedia membantu anda. Sayangnya tak seorang pelayan toko menunjukkan keramahannya mau membantu anda. Ini membuat anda bersungut-sungut meninggalkan toko itu. Mungkin saat itu juga, dalam hati, anda memutuskan untuk tidak datang lagi ke sana. Sebenarnya apa yang anda cari?
Kita mencari kesediaan untuk membantu hati yang siap melayani. Seorang bijak pernah berkata bahwa tak selalu kita bisa membantu, namun kita selalu bisa bersedia untuk membantu. Diri yang terbuka untuk menolong bernilai lebih dari apa yang bisa dijual di toko mana pun. Pembeli suka mengunjungi apa yang tidak dipajang di tempat lain pelayan toko yang bersedia melayani sebaik-baiknya. Bahkan ketika kita harus membayar lebih mahal, kita rela merogoh lebih dalam. Karena kita tahu, hati yang bersedia untuk membantu tak bisa dinilai begitu saja dengan uang. 








Referensi : http://unyil4u.wordpress.com/motivasi/tulisan-motivasi-5/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar