Apa
sih itu rasulan? Pasti orang mengira rasulan itu berasal dari kata rasul atau
mungkin mereka berfikir ada hubungannya dengan Rasul Allah. Tapi untuk
dikampung saya, rasulan itu merupakan tradhisi atau kebudayaan. Rasulan itu
merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Sang Pencipta atas limpahan
rezeki atau hasil panen yang diterima. Rasulan bisa juga disebut dengan bersih
desa. Acara rasulan tersebut biasanya seperti party atau pesta besar-besaran di
sebuah kampung yang dilakukan oleh semua masyarakat kampung tersebut. Di
kampung saya yaitu bernama Desa Wareng daerah Wonosari, Gunungkidul, DI
Yogyakarta kemarin tanggal 25 Agustus 2014 tepatnya hari Senin Legi mengadakan
acara rasulan. Tradhisi rasulan rutin diadakan setahun sekali, tetapi untuk
tanggalnya selalu berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan perangkat desa dan
masyarakat. Acara tersebut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas
limpahan rezeki dan panen yang diterima masyarakat. Perlu diketahui sebelumnya,
masyarakat Desa Wareng memang sebagian besar adalah petani. Jadi kalau hasil
panennya melimpah mereka akan sangat bersyukur dan sangat senang ketika
rasulan. Sebelum diadakannya acara rasulan biasanya dimusyawarahkan terlebih
dahulu oleh perangkat desa dan masyarakat. Biasanya masyarakat akan dimintai
uang sebagai patungan untuk acara tersebut. Acara rasulan terjadi selama 2 hari
2 malam bahkan lebih. Biasanya ketika rasulan bertepatan dengan 17 Agustusan,
maka untuk perayaannya pun digabung agar lebih meriah. Ketika sebelum hari
puncaknya pun biasanya akan diadakan berbagai lomba. Ada lomba sepak bola,
volley, balap karung, lalu untuk anak – anak kecil akan diadakan lomba
menggambar, mewarnai, melukis dan lain – lain. Banyak sekali yang ikut
berpartisipasi dalam perayaan tersebut. Lalu hari berikutnya ada acara
dangdutan dan campursarian tentunya dengan mengundang para artis dari daerah
setempat juga. Biasanya acara dangdutan dan campursarian itulah yang paling
ramai penonton. Lalu pada hari puncaknya para masyarakat akan melakukan kirab
atau pawai keliling desa. Sebelum kirab, masyarakat membuat nasi tumpeng
lengkap beserta lauknya dan juga ayam ingkung. Makanan – makanan tersebut lalu
dibawa ke balai desa untuk didoakan dan setelah itu saling bertukar makanan
tersebut. Tukar – menukar makan tersebut tujuannya agar bisa mencicipi makanan
dari masyarakat lain dan juga agar lebih akrab lagi. Pada saat perayaan rasulan
tanggal 25 Agustus 2014 kemarin pun saya ikut berpartisipasi, saya ikut kirab
keliling desa. Yang akan ikut kirab pun harus didandani, para perempuan harus
memakai kebaya dan yang laki – laki harus memakai baju surjan dan blangkon.
Propertinya pun banyak sekali. Di Desa Wareng terbagi menjadi 6 padukuhan dan
agar lebih meriah lagi, para perangkat desa pun mengadakan lomba kirab. Lomba
tersebut akan diikuti oleh 6 padukuhan yaitu, Wareng 1, Wareng 2, Wareng 3,
Wareng 4, Singkar 1 dan Singkar 2. Agar lebih meriah dan kompak maka setiap
padukuhan harus mengerahkan setiap warganya untuk ikut kirab. Semakin banyak
yang ikut kirab, maka semakin bagus. Pada kirab tersebut ada berbagai cabang,
yaitu ada cabang olahraga, kesenian, pertanian, ibu – ibu PKK, keagamaan dan
masih banyak lagi. Pada saat itu saya ikut yang ibu – ibu PKK karena memang
kekurangan personil. Saya sangat senang bisa ikut berpartisipasi dalam kirab
budaya pada acara rasulan tersebut. Kirabnya pun sangat ramai, meriah dan
kreatif semua. Dan Alhamdulillah padukuhan tempat tinggal saya mendapat juara 2
karena kami sangat kreatif dan kompak. Setelah acara kirab, ada banyak sekali
tontonan. Ada reog, jathilan, ledhek, jaran kepang dan lain – lain. Lalu
malamnya ada pertunjukan wayang kulit. Pertunjukan wayang kulit tersebut
diadakan dari malam sampai pagi. Saya juga suka menonton wayang, tetapi ketika
rasa kantuk pun menyerang saya lebih memilih pulang. Dari acara rasulan
tersebut hal yang bisa saya petik adalah suatu kekompakan itu sangat perlu.
Walaupun hanya setahun sekali, tetapi setidaknya warga sekampung bisa merayakan
rasulan tersebut agar bisa lebih menyatu, kompak, loyal dan akrab. Lalu hal
yang paling penting adalah perlunya mengekspresikan rasa syukur kita kepada
Sang Pencipta atas segala kenikmatan yang telah diberikan. Itulah hal – hal
yang menurut saya rasulan itu sangat menarik untuk diceritakan, diapresiasikan
dan dilestarikan. Lestarikan budaya daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar